Rabu, 14 Agustus 2019
Sudah beberapa kali saya menemuinya, sudah
beberapa kali juga kami tidak mendapatkan hasil apa-apa. Dan ini kali pertama
saya dimaki-maki orang selepas 20 hari lebih tinggal di sini. Siapa orangnya?
tentu saja orang yang saya sulit temui. Hmm, sebenarnya bukan dia yang hendak
saya temui, tapi suaminya. Tapi, perempuan setengah baya ini selalu ikut campur
dalam pekerjaan suaminya. Kalian ingat cerita tentang miskomunikasi suami-istri
yang pernah ku tulis? Iya, aku sedang membicarakan mereka.
Pagi ini selepas mendatangi rumahnya yang
tak ingin kami datangi untuk meminta izin perayaan 17 agustus, tak ada senyum
yang bisa kami sapa hingga membuat kami pulang kembali ke Posko tanpa
menghasilkan apapun, padahal yang kami minta bukanlah hal berat seperti UANG,
kami hanya minta tanda tangan persetujuan tuk sekedar menghargai kades Desa
ini, serta berupa undangan agar beliau membuka acaranya. Dana lebih dari 5jt
disponsori oleh musik keroncong di sini, beliau selalu kades tidak sama
sekali.
Tak mengeluarkan biaya, tak memberi kami
waktu untuk bertemu, dan naasnya selepas pulang dari rumahnya, ibu kades istri
dari bapak kades mendatangi kami di Posko. Seperti yang sudah ku bilang, ia
ingin memaki-maki kami, dan sialnya yang di depan wajahnya adalah aku. Maka
jadilah aku dimaki-maki tanpa diberi waktu bicara, selepas dia selesai dengan
kalimatnya, ku hantam ia dengan sebuah kalimat yang membuatnya semakin naik
darah, pergi dari posko kami sembari mengatakan akan membuat perayaan 17
agustus pada tgl 18 seorang diri.
Kalian tau, sebenarnya masalahnya
sederhana. Bu kades yang datang itu tidak tau bahwa kami sudah menyodorkan
surat izin beserta proposal kegiatan kepada Pak Kades. Jelasnya ia tidak setuju
kegiatan diadakan pada hari H 17 agustus, dikarnakan tgl tersebut ia upacara.
Kemarahannya beralasan sebab ia tidak bisa datang, dan ia ingin dari anak-anak
KKN mengiringnya ke Kecamatan, sederhana bukan? masih bisa dikomunikasikan.
Tapi sayangnya ia tidak cakap dalam berargumentasi, tak mampu membedakan memberi
info, saran, dan memaki.
Tetangga di sebelah kanan Posko kamipun,
Bu Wiwi. Mengintip di balik kamarnya, lalu siang harinya bertanya kenapa Ibu
Lurah marah-marah di Posko kami. Ah, lihatlah bahkan orang lain melihatnya
demikian, sedang Ibu Lurah selepas itu mengatakan hanya memberi info ketika
banyak pihak yang terlibat membela kami. 2019, apakah cara memberi info orang
zaman sekarang seperti itu?
Baiklah abaikan Bu Lurah yang membuatku
kesal, agenda hari ini adalah menyebar pamflet 17 agustus. Aku yang
mendesainnya, untuk kali pertama tentunya. Tidak seperti editor kebanyakan,
menggunakan aplikasi yang terkenal. Aku hanya menggunakan photogrid untuk
mengedit, nanti ku jelaskan. Untuk gambar, bisa aku pamerkan.
5 Dusun di Desa ini ku kelilingi bersama
Pak RT yang berboncengan dengan Sherly, serta dengan Cahya yang memboncengku.
Menemui satu-persatu warga yang kami temui, lalu basa-basi memberi tau tulisan
yang seharusnya bisa mereka baca tapi masih bertanya, KERTASSS APANICCCCCCC.
Menyebar pamflet melelahkan, ah tidak.
Lebih melelahkan dimaki-maki tanpa alasan, apalagi belum sempat melupakan raut
wajah Bu Kades, anak-anak kesayangannya yang mengaku Youtuber dari entah Dusun
berapa menyambangi kami. Tanpa alasan jelas, padahal sudah aku ingatkan melalui
pembicaraan ditelpon yang kami lakukan bahwa di Posko tak ada orang, dan ia
mengiyakan kalimatku,
Tapi bodohnya mereka tetap datang ke
Posko, lebih dari 15 orang. Untuk apa? entah tidak tau, hanya untuk memberi tau
bahwa mereka Youtuber, itu saja. Meminta kami menjadi figuran, seperti hormat
pada bendera, atau mengeruk tanah, menjadi guntingan kunci, atau kertas minyak
untuk dilipat jadi bendera.
Hoy, hari ke-23. Aku tidak tau mesti
berkata apa.
numpang promote ya min ^^
ReplyDeleteAyo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
terimakasih ya waktunya ^.^